Cerita Sex Mantan Terindah (Kisah Nyata) part 2

Aku belum pernah lihat titit lelaki dewasa, tetapi punyamu besar sekali mas, sampai-sampai tanganku rasanya mantap sekali memegangnya, boleh aku belai sayang?”.
“Tentu, belai ciumi dan manjakan kont*lku besar ini sayang.”, kataku.

Kont*lku sebenarnya nggak terlalu besar ya kira-kira pernah kuukur pakai penggaris panjangnya 15 cm dan diameternya sebesar pepsodent ukuran jumbo, yah perfectable size-lah menurut ukuran pacarku.

Sejak pertama kali mengenal oral sex hingga hari ini, Vivian menunjukkan antusias yang sangat tinggi dengan kont*lku, matanya sempat terbelalak saat pertama melihat dan memegang kont*lku yang sudah ereksi. Apalagi saat pertama kali melakukan “karaoke”, istilahku jika ingin di-oral-sex sama pacarku, cara memperlakukan kont*lku benar-benar istimewa, saat kutanya emangnya sudah pernah karaoke ya, pacarku marah besar, bagaimana mungkin jawabnya, ciuman bibir aja baru dengan kamu , dan akupun teringat first kiss buatku dan buat dia benar benar berkesan, habis sama-sama baru sekali itu sih.

Sambil duduk dipingggir kasur kubuka pahaku sehingga kont*lku yang sudah ereksi terlihat menantang seperti tugu monas, Vivian jongkok dibawah sambil membelai perlahan kont*lku, jari jemarinya menari-nari sepanjang kont*lku mengikuti urat-uratnya yang menonjol sambil sesekali meremas dengan gemas, kulihat payudara Vivian sangat menantang dan sesekali kuremas juga susunya.

Dari pangkal kont*lku, dekat anus, tiba-tiba Vivian menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilat batang kont*lku, jilatan itu kemudian semakin keatas mengikuti batang kont*lku, hingga akhirnya kepala kont*lku dijilat dan disedot perlahan-lahan. Kurasakan aliran darah mengalir keras disepanjang urat kont*lku, dan ketegangannya mungkin sudah mencapai 100%, kepalanya membesar seperti topi joshua, warnanya kemerah-merahan dan berdenyut-denyut nikmat sekali. ngentot

Sampai akhirnya batang kont*lku mulai dilumat dan dimasukkan ke dalam mulutnya, perlahan-lahan hingga kurasakan menyentuh ujung tenggorokannya, sementara masih tersisa sekitar 5 cm. “Masukkan semuanya dong, pintaku, “Gimana mau masuk lagi, kont*lmu terlalu panjang buat mulutku, katanya sambil melepaskan kulumannya.

Akhirnya keluar masuk kont*lku dimulutnya, wah rasanya nikmat sekali, mungkin seperti ini rasanya bersenggama, pikirku, kami memang selama ini belum pernah melakukan persetubuhan hingga memasukkan kont*lku ke dalam vaginanya, yah hanya sekedar berbugil sambil menjilat dan mengulum alat kelamin dan orgasme tanpa melakukan senggama.

Suasana pagi yang sejuk, karena jendela kamar yang terbuka ditambah alunan lagu love song membuat kami sama-sama terbuai dan lupa dengan segala sesuatunya. Sambil kujamah payudaranya, Vivian kutarik dan kurebahkan di atas tempat tidur, wajahnya benar-benar merangsang, matanya berbinar, bibirnya memerah dan payudara sangat kencang dan memadat dengan puting susu yang mengeras. Seperti diawal aku mulai menciumi wajah dan bibirnya kemudian aku turun kebawah, kuciumi dan kujilati mulai dari jari-jemarinya yang putih mulus hingga ke betis indahnya, sambil kubelai dan kusentuh paha mulusnya, tanpa terasa aku menyentuh CD hitamnya dan perlahan kuturunkan dan kulepaskan, Vivian diam dan hanya mendesah-desah menahan kenikmatan itu.

Sampai di pahanya kubelai dan kuciumi paha mulusnya seinchi demi seinchi kelihatan sekali dia begitu terangsang, sebelum sampai ke pangkal pahanya, aku naik dan mulai menjilati dadanya. Payudara yang putih dan mulus itu kuremas sambil mulai kujilati melingkar hingga sampai ke putingnya kujilati dan kusedot penuh nafsu, Kulihat pinggul dan pantat Vivian bergerak dan menggelinjang tak karuan menahan kenikmatan jilatan, sedotan dan remasanku.

Kujilati kebawah lagi dan sampai ke perut Vivian yang sangat mulus dan akhirnya hingga ke bukit indah yang ditumbuhi rumput hitam yang halus dan sangat kontras dengan kemulusan tubuhnya. Kusibakkan bulu-bulu halus yang menutupi vagina pacarku, terlihat bibir vaginanya masih tertutup rapat,namun terlihat disitu ada cairan disekelilingnya, ternyata dia sudah mulai basah.

Kubuka sedikit dan terlihat klitorisnya berwarna pink, kecil, menonjol dan kelihatan membasah, kuraba perlahan, Vivian melenguh keras dan menggoyangkan dan mengangkat pantatnya, Kuraba perlahan dengan jari telunjukku dan akhirnya mulai kujilati dengan ujung lidahku, kembali terdengar erangan dan lenguhannya merasakan nikmat yang luar biasa.

“Mas, tolong aku sayang, masukkan kont*lmu besarmu ke vaginaku, aku sudah tak tahan lagi menahan kenikmatan ini, pintanya sambil setengah memelas. ” jangan sayang, kita belum boleh melakukan ini, toh nanti kita juga akan menikah, kataku masih sadar, meskipun aku jiga sudah tidak kuat lagi menahan nafsuku. ngentot

“Biarlah mas, aku rela mmberikan perawanku untukmu sayang, aku sangat mencintaimu dan aku takut kehilangan dirimu, kata Vivian, sambil mulai menarik kont*lku ke arah vaginanya yang membasah.

Kont*lku yang sudah agak menurun, mulai bangkit lagi begitu menyentuh bibir vagina Vivian, sangat tegang dan begitu membesar. Dengan masih deg degan akhirnya sedikit demi sedikit kumasukkan batang kont*lku ke dalam vaginanya, saat kucoba menyelipkan kepala kont*lku ke mulut vaginanya rasanya seret dan sulit sekali, kulihat Vivian sedikit meringis dan membuka mulutnya dan sedikit menjerit, “aaahh” , namun akhirnya kepala kont*lku sudah mulai masuk dan mulai kurasakan kehangat vaginanya, perlahan kumasukkan sesenti demi sesenti, pada centimeter ke 3 menuju ke 4, Vivian tiba-tiba berteriak dan menjerit, ” aduh mas sakit sekali, katanya, seperti ada yang menusuk dan nyerinya sampai ke perut”, katanya.

Dalam ketegangan kont*lku dan nafsu yang sudah naik, kuhampiri Vivian, Kucium lembut bibirnya dan seluruh wajahnya mulai dari keningnya, jidat, matanya yang terpejam, hidung dan akhirnya kukecup dan akhirnya kulumat bibir seksinya, tanganku tak tinggal diam mulai dari kaos dan BHnya kubuka perlahan dan celana dalam hitam kecilnya yang menutupi lembah dan jembut halusnya, sambil terpejam Tangan Vivian meraih kancing dan resluting celanaku dan didapatinya kont*lku yang sudah tegak berdiri, kubantu melepas baju yang kukenakan sehingga kita berdua telanjang bulat dan hanya celana dalam Vivian yang masih dipakainya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *