Cerita Sex Bahagianya Meyetubuhi Dua Anak Bapak Tiriku part3

Siang Ki! baru pulang? Mery mana?” tanyanya.

“Mery lagi les, katanya bakal pulang sore,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?”

“Aku pulang tadi malem jam tigaan,” katanya.

“Ki, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?”

Wah gawat sepertinya Mbak Lia dengar desahannya Mery tadi malam.

“Ach tidak kok, cuma ngigo,” kataku sambil berlalu ke kamar.

“Ki!” panggilnya, “Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian,” katanya dari kamarnya.

“sebentar!” kataku sambil berjalan menuju kamarnya, “Ada film apa Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya.

“Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi.

“Mbak lagi nungguin seseorang yach?” tanyaku.

“Mbak, lagi nungguin kamu kok,” katanya datar, “Tuh liat filmnya udah mulai.”

“Loh inikan..?” kataku melihat film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.

“Mbak tau kok yang semalam,” katanya, “Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman dech dari Mery.”

Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain.

“Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sich,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencet-mencet payudaranya yang super besar.

“Kamu pinter dech, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan,” katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.

“Mbak mau ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.”Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan?” katanya sambil membuka bajunya.

Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat.

“Tubuh Mbak bagus banget,” kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, Kiar-Kiar tidak ada cacat, putih muMer dan sekal.

Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri.

“Aku udah enggak tahan Ki,” katanya.

Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.

“Nanti dulu ach, beginikan lebih asik.”

“Ach.. kamu nakal Ki! pantes si Mery mau,” katanya mesra.

“Ki..! Mbak..! lagi dimana kalian?” terdengar suara Mery memanggil dari luar.

“Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi.

“Masuk aja Mer, kita lagi pesta nich,” kata Mbak Lia.

“Mbak! Entar kalau Mery tau gimana?” tanyaku.

“Roky jangan panggil Mbak, panggil aja Lia,” katanya dan ketika itu aku melihat Mery di pintu kamar sedang membuka baju.

“Lia, aku ikut yach!” pinta Mery sambil memainkan vaginanya.

“Roky kamu kuat nggak?” tanya Lia.

“Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuch Mery udah terangsang,” kataku.

“Mer cepet sinih emut ‘Kii Junior’,” ajakku.

Tanpa menolak Mery langsung datang mengemut penisku.

“Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu,” kataku pada Lia.

“Ayo dech!” katanya kemudian mengambil posisi.

Lia meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Mery yang sedang mengemut penisku.

“Mer, aku maenin vaginamu,” katanya.

Tanpa menunggu jawaban dari Mery ia langsung bermain di vaginanya.Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Lia menegangkan pahanya, dan.. “Ach.. a.. aach.. aku keluar..” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.

“Sekarang ganti Mery yach,” kataku.

Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahan-lahan. ngentot

“Ach.. aach..” desah Mery.

“Kamu curang, Mery kamu masukin, kok aku tidak?” katanya.

“Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Mery keluar kamu aku masukin, yang penting kamu merangsang dirimu sendiri,” kataku.

“Yang cepet dong goyangnya!” keluh Mery.

Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga.

“Kak, ach.. entar lagi gant.. a.. ach.. gantian yach, aku.. mau keluar ach.. aa.. a.. ach..!” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.

“Ayo Roky tunggu apa lagi!” kata Lia sambil mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya.

“Aku udah terangsang lagi.”

Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblosnya dan mencumbunya.

“Gimana enak penisku ini?” tanyaku.

“Penis kamu kepanjangan,” katanya, “tapi enak!”.

“Kayaknya kau nggak lama lagi dech,” kataku.

“Sama, aku juga enggak lama lagi,” katanya, “Kita keluarin sama-sama yach!” terangnya.

“Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi.

“Ach.. a.. aach.. di.. dalem.. aja..” katanya tidak jelas karena sambil mendesah.

“Maksudku, ah.. ach.. di dalem aja.. aah.. ach.. Kitar lagi..”

“Aku.. keluar.. ach.. achh.. ahh..” desahku sambil menembakkan spermaku.

“Ach.. aach.. aku.. ach.. juga..” katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.

Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan. ngentot

“Rokyaku mandi dulu yach, udah sore nich.”

“Aku juga ach,” kataku.

“Ki, Mer, lain kali lagi yach,” pinta Lia.

“Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Ki!” kata Mery.

“Kapan aja kalian mau aku siap,” kataku.

“Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk!” kata Lia mulai memegang penisku.

Akhirnya kami main lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Lia atau hanya Mery. Oh bapak tiri, ternyata selain harta banyak, kamu juga punya dua anak yang siap menemaniku kapan saja, ohh nikmatnya hidup ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *